SEJARAH PESANTREN DARUL HIKAM

PERIODE  PERSIAPAN   :   TAHUN   1925 – 1950  M
       Sebelum Pondok Pesantren Darul Hikam  berdiri, daerah Kiangroke dan sekitarnya masih berupa hutan  belukar yang penduduknya masih minus agama islam dan merupakan daerah  persilatan  yang  dipenuhi  oleh para jawara / pendekar, oleh karena itu tidaklah heran bahwa  orang-orang  yang  paling  berwibawa  dan  disegani adalah  para  jawara  silat  disamping  Pemerintah  dan  orang-orang  yang  kaya .
       Atas  irodah  Alloh SWT sekitar Awal  Abad  XX  Masehi angin segar mulai  berhembus, pancaran  sinar hidayah Ilahi yang  dibawa oleh junjungan Nabi Muhammad  SAW  kemudian disebarluaskan  di  Pulau  Jawa   oleh Wali  Songo  mulai  bisa  menembus daerah  Kiangroke yang masih  gersang oleh  ajaran  agama  islam  itu, sehingga atas hidayah serta taufiq Alloh  SWT  ada beberapa putra daerah  Kiangroke  sendiri  yang  berangkat  untuk bertafaqquh fiddin ( memahami dan mendalami  ilmu ajaran agama  islam )  ke  berbagai  Pondok  Pesantren  yang  terkenal  saát  itu .
       Diantara  putra  daerah  Kiangroke itu adalah KH. Luqman Abdul Ghani  yang  setelah  kembali  dari Pondok  Pesantren  Sukamiskin Bandung pada tahun 1925 beliau mulai merintis  da’wah  islamiyyah  melalui  jalur pendidikan Madrasah Takhossus Diniyyah Salafiyyah; Adapun yang paling ditekankan  dalam  pendidikan  ini  adalah penanaman aqidah   islamiyyah ,  tulis  baca  Al – quran ,  fiqih  Ibadah  mahdloh  ( murni )   dan   siroh ( biografi )  Nabi  Muhammad  SAW .
        Karena tantangan, rintangan dan hambatan medan da’wah yang dihadapi  cukup  berat  ditambah  dengan  kelangkaan / kekurangan tenaga para da’i dan para pendidik, sarana dan prasarana pendidikan  yang masih jauh  dari memadai, maka periode ini dirasakan  cukup  lama  namun   dengan   kesabaran  dan  tawakkal   kepada  Alloh  SWT
da’wah  islamiyyah  terus  berlangsung, tidak hanya  dapat  dipertahankan  bahkan  maju  setapak  demi  setapak.
       Sementara itu pengkaderan pun terus berlangsung, dan diantara putra daerah Kiangroke adalah KH.Ahmad  Jumhur yang diberangkatkan ke berbagai Pondok Pesantren antara lain  Pondok Pesantren Sukamiskin  dibawah asuhan Syekh KH.Ahmad Dimyathi, Pondok  Pesantren  Tebu  Ireng  Jombang  dibawah  asuhan  Syekh  KH. Hasyim  Asyári 
( Pendiri Nahdlatul Ulama ), Pondok  Pesantren Gunung Puyuh Sukabumi dibawah asuhan  Syekh  KH. Sanusi,  Pondok  Pesantren  Cintawana  Tasikmalaya  dll .
PERIODE PERTUMBUHAN DAN PEMBINAAN DASAR  :   TAHUN  1951 – 1970 M
       Sekembalinya KH. Ahmad Jumhur dari berbagai Pondok Pesantren, terutama  yang paling lama di Pondok  Pesantren Sukamiskin dimana beliau sampai  mandapatkan  istrinya  yaitu Hj. Wardah  Anisah binti  KH. Ahmad Dimyathi  ( konon  menurut  kabar  yang  dapat 
dipertanggung-jawabkan  bahwa  Syekh KH. Ahmad Dimyathi  ini keturunan Rosululloh  SAW  ) bersama  KH. Áqib  Áfifuddin  kembali  ke  daerah  Kiangroke  dengan  mengemban  tugas  suci  yakni  menyebarluaskan  da’wah  islamiyyah .
       Dengan keyakinan yang bulat dan bertawakkal kepada Alloh SWT,KH. Ahmad Jumhur, KH. Luqman Abdul Ghani, dan KH. Áqib Áfifuddin bersama-sama  mulai mendirikan  suatu Lembaga Pendidikan Islam yang  pada saát itu dinamakan  PESANTREN ISLAM KIANGROKE  dengan  mulai diterapkan sistim pendidikan  klassikal yang  intensif  yaitu  mulai  dari  jenjang  pendidikan  Madrasah  Ibtidaiyyah  6  tahun ;
Karena mendapat sambutan yang baik dari masyarakat  maka mulailah  berdatangan  santri – santri  dari  daerah  lain, tentu saja hal ini  menuntut  adanya   tempat  pemondokan, penambahan  waktu  belajar   dan  peningkatan mutu  pendidikan yaitu dengan  mempelajari kitab  kuning  yang  merupakan  sumber   kajian  dan  rujukan   ilmu  ajaran  islam  yang  berbahasa   Arab  fushha .
       Pada  tanggal  17 Agustus 1960  atas  dorongan, dukungan  dan  peran  serta  Prof. DR.KH. Ahmad Sanusi, SH yaitu  salah  seorang  alumni  PP Darul Hikam  yang pada  saát  itu  menjadi  Rektor  IKIP Bandung , Bupati Bandung  Junaedi   Warkajaya   Kepala  Penddidikan  Agama  Propinsi  Jawa   Barat  maka  didirikanlah   jenjang   pendidikan  tingkatan lanjutan pertama yang dinamakan  Madrasah Tsanawiyah  4  tahun , dengan  mulai  dimasukan  pelajaran umum untuk  memenuhi  kebutuhan  ummat ; Bersamaan dengan itu pula Pesantren Islam Kiangroke dirubah namanya menjadi  Pondok Pesantren  Darul  Hikam  maksudnya   mudah – mudahan  Pondok   Pesantren  ini  menjadi  tempat  ilmu   yang  bermanfaát   di  dunia  dan  di akhirat   kelak.
       Pada  tanggal  16  Nopember  1968  atas  dorongan, dukungan  dan  peran  serta  Prof. KH.Anwar  Musyaddad yang  pada  saát  itu  menjadi  Rektor  IAIN  Sunan  Gunung  Djati Bandung, maka didirikanlah Madrasah Aliyah  3 tahun, dan  Madrasah Tsanawiyah  menjadi  3  tahun .
       Periode  ini  merupakan  periode  peletakan  dasar  sistim  pendidikan  yang  berangkat  dari  sistim  salafiyyah  materinya , namun  methode  pendidikan  yang  diterapkan  sudah  memasuki  sistim  kholaf  / modern , bahkan materinyapun   sudah  ditambah  dengan  ilmu – ilmu  umum   yang   pada   saát   itu  dianggap  suatu   langkah   yang   “berani”  dikalangan  Pondok  Pesantren .
PERIODE  PENGEMBANGAN        :     TAHUN    1976  M – Sekarang
       Menyadari  akan  kemajuan  zaman  yang  secara  dinamis  menuntut  adanya  perobahan-perobahan  ke  arah  yang  lebih  baik , namun  tetap  disertai  keyakinan  akan  kemuthlakan  ajaran  islam  yang  universal ,  cocok  untuk  diterapkan  di berbagai  zaman  dan  tempat , maka  prinsip  Almuhafazhoh  álal  qodimishsholih  wal  akhdzu bil  jadidil ashlah  ( memelihara nilai-nilai  lama  yang  baik  dan mengadakan  pembaharuan  yang  lebih  baik )  tetap  dan  relevan  untuk  diterapkan .
Pondok Pesantren Darul Hikam pada prinsipnya senantiasa  konsisten  mengikuti  jejak  langkah  Rosululloh  SAW  dalam   menerapkan   pendidikan   model   Ahlushshuffah   yang 
diisyaratkan  oleh  Al-quran  dalam  surat Al-baqoroh ayat 273, namun  tentu  saja  dalam  penampilannya  sekarang  akan  berbeda  terutama  dalam  hal  methode, pengembangan  keilmuan  dan  fasilitas  pendidikan ,  sebab  masyarakat / umat  yang  dihadapinyapun  berbeda, oleh  karena  itu Pondok Pesantren Darul Hikam  pada  periode  ini  mengadakan  langkah-langkah  yang  berencana , antara  lain dengan  mengirimkan  kader-kader  dari waktu  ke  waktu  terutama  bagi  aanak-anak  para pendiri  dan pengasuh ke  lembaga-lembaga  pendidikan  islam  yang  lebih  mapan  dan  lebih  maju , baik  di dalam maupun
di  luar negeri, hal ini  dilakukan  untuk menjaga kelangsungan  estafeta perjuangan  dan  menambah  wawasan  yang  lebih  luas  untuk  kemajuan  Pondok Pesantren Darul Hikam  sendiri ;
Sekembalinya  para kader  dari  berbagai  Pondok Pesantren  dan  Perguruan Tinggi  langsung berperan aktif dalam  pengembangan  PP  Darul Hikam  dengan  dibimbing oleh sesepuh  PP Darul Hikam dengan  dibantu oleh  alumni  dan  didukung  oleh  para  simpatisan .
Pada  periode  ini  santri-santri / para  peserta  didik  makin  bertambah  suatu  pertanda  bertambahnya  kepercayaan  dari  masyarakat , maka  bidang-bidang  yang  ada  dilingkungan  PP  Darul  Hikampun  makin  dikembangkan  sesuai   dengan   kebutuhan   dan   kemampuan , hal  ini  tentu   saja   akan  menuntut  bertambahnya  sarana  dan prasarana  pendidikan  yang  memadai ;
Kemampuan dan keterampilan guru terus  ditingkatkan  dengan mengikut sertakan mereka dalam penataran  penataran  pelatihan-pelatihan, seminar-seminar dan  study perbandingan melalui  rihlah Ilmiyyah dan muhibbah  ke lembaga- lembaga pendidikan yang sudah maju ; Waktu dimanfaátkan tidak hanya padat tapi juga bervariasi, agar para santri tidak  punya  kesempatan  untuk  bermain – main  yang  tiada  guna , namun  tetap  merasa  bergairah , tidak  jenuh;  Hubungan dengan  alumni, masyarakat , pemerintah  dan  organisasi-organisasi yang lain baik  di dalam maupun di luar negeri diadakan , dipelihara dan ditingkatkan
       Pada tanggal  15 Mei 1990  Pondok Pesantren Darul Hikam secara resmi mulai berstatus badan hukum yaitu  menjadi  Yayasan  Pondok  Pesantren  Darul Hikam  oleh  Notaris  Masri Husen, SH . Dan  pada  tanggal  1  April  1993  didirikan  pula  Panti  Asuhan  Yatim  untuk  menjawab  akan  kebutuhan  ummat.
              Sejalan dengan program pemerintah dalam rangka memberdayakan lembaga pendidikan pedesaan dalam spectrum yang lebih luas sebagai media mempersiapkan peserta didik / santri  /pemuda sebagai wirausaha dengan bekal keterampilan .Teknis usaha dan managemen usaha.
Selain itu  juga dapat meningkatkan citra lembaga pendidikan Madrasah Aliyah yang berdomisili dipedesaan disamping  belajar ilmu kepesantrenan dan pengetahuan umum diharapkan sebagai basic penumbuhan wira usaha baru atau tempat persiapan calon wira usaha baru..
 Selanjutnya menciptakan kesempatan berusaha dibidang-bidang yang lebih banyak memberikan harapan keberhasilan .Madrasah Aliyah  YPP Darul Hikam memilih salah satu tawaran dari pemerintah  , salah satunya adalah mengambil program KETERAMPILAN OTOMOTIF RODA DUA serta inter disipliner dalam pelatihan usaha , juga mengadakan pelatihan pembinaan yang terkait dengan bidang kewira usahaan , sehingga mengambil  motto “ Santri Harus Hidup Pada Zamannya “ . Hal ini dikemukakan oleh pendiri  selaku  perintis Pondok Pesantren  Darul Hikam.
Maka pada Tanggal 02 Januari 2012 diresmikan Gedung Tempat Keterampilan Usaha  bidang Otomotif dan Tata Boga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sambutan Kepala Madrasah